Nikmat yang Berbeda
Orang lain mungkin Allah beri nikmat kerja enak, uang banyak, mau makan apa aja, beli semaunya, tabungan masa depan ada.
Orang lain mungkin Allah beri nikmat segera bertemu belahan jiwanya, menikah muda, dan lekas dikaruniai buah cinta.
Orang lain mungkin juga Allah beri nikmat menuntut ilmu di luar negeri, merasakan dinamika empat musim bersemi, bertemu dan belajar bersama cendekia dari sana-sini.
Mimpi saya semua. Nikmat yang saya damba semua.
Manusiawi.
Saya pernah berdoa agar saya juga Allah beri nikmat-nikmat tersebut diatas. Saya ingin bekerja dengan nyaman dan gaji besar, ingin segera dipertemukan dengan kekasih impian, atau kalau tidak ya ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan.
Tapi ternyata,
Allah beri saya nikmat yang berbeda. Yang mungkin ga diberi pada hamba lainnya. Yang jauh luarbiasa. Yang orang-orang di perantauan rindukan. Yang orang-orang telah berkeluarga rindukan. Yang orang-orang di belahan bumi sana rindukan.
Apa?
Nikmat berbhakti dan hidup bersama kedua orangtua.
:)
Saya baru menyadari betapa bahagianya bangun tidur hingga tidur lagi bisa melihat orangtua. Setiap hari makan masakan terenak sedunia. Menonton TV bersama, tertawa bersama, saling bercerita.
Soal rejeki, bukankah rejeki kita yang sesungguhnya adalah apa yang kita makan dan kita kenakan?
Soal jodoh, bukankah tak akan terlambat dan tak kan pernah tertukar?
Soal ilmu, bukankah yang jauh lebih besar pahalanya adalah yang bersifat keagamaan?
Bukan. Saya bukan sedang membandingkan nikmat saya dengan orang lain. Saya hanya sedang mensyukuri nikmat saya yang berbeda dari orang lain.
Dan janganlah merasa tidak dicintai Allah hanya karna dalam beberapa hal Allah tak memberimu apa yang kamu mau. Allah justru mencintaimu dengan memberimu apa yang Allah mau.
:)
Selamat mensyukuri setiap nikmat yang berbeda.
Komentar
Posting Komentar